Senin, 24 Januari 2011

Jakarta Stop Aids 2010 . ( Penulis saya)


FOTO : Google


“Stop Aids…! Stop Aids..! Stop Aids..!”
Gemuruh seruan tersebut terdengar dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS di lapangan monas bulan November lalu oleh sekitar 700 pelajar SMP dan SMU. Kampanye bahaya HIV / AIDS bertajuk Jakarta Stop AIDS (JSA) 2010 ini merupakan yang keduakali diselenggarakan dan merupakan hasil kerja sama strategis antara PT Unilever Indonesia Tbk melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI), dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan.

JSA 2010 bertema “Universal Access and Human Rights” membawa pesan untuk berbagi kepada semua remaja dan menyediakan akses seluas-luasnya tentang bahaya HIV / AIDS ke teman-teman sekolah.

JSA 2010 diawali dengan pelepasan fun bike dan fun walk berkeliling lapangan monas. Sebanyak 200 siswa-siwi yang tergabung dalam duta Jakarta stop Aids juga melakukan atraksi tarian dan membentuk sebuah pita lambang HIV /AIDS di depan halaman monas, sementara beberapa remaja dan pelajar membentangkan kertas sepanjang dua meter untuk tandatangan bagi masyarakat yang peduli bahaya Aids serta dimeriahkan J-flow dan Indonesia youth Regeneration.

Sejak di luncurkan tahun 2009, JSA berhasil merangkul 24.221 anggota terdiri dari 24.000 lebih siswa-siswi dan 62 guru yang hingga akhir oktober 2010 total jumlah orang mengikuti sosialisasi bahaya AIDS dan narkoba telah bertambah mencapai 40.000 siswa-siswi dan 100 guru, yang tersebar di berbagai sekolah seperti SMU 25, SMKN 38, SMU 4, SMP 94, SMP 60 dan masih banyak sekolah lainnya.

“Senang banget bisa ikutan acara ini karena aku bisa tahu bahayanya HIV / AIDS dan banyak banget manfaatnya” kata Maula, siswi SMKN 38 Jakarta.

Sebagaimana dituturkan Sinta Kaniawati, GM Yayasan Unilever Indonesia bahwa kesehatan merupakan parameter kualitas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik diperlukan pengetahuan dan implementasi pola hidup bersih dan sehat. Dan “virus positif” ini ditularkan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah-sekolah yang ada di Jakarta dengan tujuan memberikan edukasi bahaya HIV/ AIDS.

“Sebagai generasi muda, para siswa duta JSA memiliki peranan penting dalam mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS dan perlunya menjaga perilaku hidup sehat serta menularkan "virus positif" ke teman-temannya agar terhindari dari HIV/AIDS.” Ujar Sinta.

Pernyataan tersebut mungkin sangat berdasar karena menurut data Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta tahun 2010. Dari data itu jumlah orang terinfeksi HIV-AIDS menurut faktor resiko mencapai angka lebih dari 49 persen disebabkan pemakaian jarum suntik (IDU) secara bergantian oleh para pengguna narkoba, 47 persen disebabkan karena perilaku seks bebas, dan sisanya sebanyak 2 persen disebabkan perilaku seks menyimpan, perinatal (1 persen), dan transfusi darah (1 persen). Dan rata-rata penderita HIV dan AIDS tersebut berusia muda, 19-25 tahun! So, let's Stop HIV and AIDS.

Penulis : ( Adie Handoyo )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda